Mengenai Saya

Foto saya
Aku hanyalah seoarang manusia yang bisa saja salah dalam setiap kata yang telah aku ucapkan, tulisan yang telah aku buat.jika terdapat kesalahan kata, tanda baca, nama, dsb harap dimaklumi, Sungguh, Allahlah yang maha sempurna dengan segala sesuatu, dan aku hanyalah manusia yang terkadang alfa atas setiap hal yang telah kulalui.

Senin, 08 Februari 2010

Shalat dan Kesehatan Mental

BAB I
PENDAHULUAN

Shalat ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta’ala dan disudahi dengan memberi salam.
Shalat adalah menghadapakan jiwa kepada Allah yang mendatangkan rasa takut kepada-Nya serta menumbuhkan dalam jiwa rasa keagungan kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuatan-Nya. Shalat juga bisa berarti berharap kepada Allah dengan sepenuh jiwa, khusyuk di hadapan-Nya, ikhlas bagi-Nya, serta hati hasir dalam berzikir, berdoa dan memuji-Nya.
Dengan ibadah sholat dengan khusyu dan dikerjakan secara terus menerus menjedikan manusia terbebas dari terganggunya kesehatan mental, karena ibadah shalat mengandung unsur-unsur penyembuhan bagi mereka yang tidak sehat mentalnya dengan dasar Keimanan dan Ketakwaan kepada Allah SWT.
Ibadah sholat yang dilaksanakan ada yang wajib dan sunnah. Sholat wajib dalam kesehatan mental fungsinya sebagai pondasi yang menjadi dasar dalam proses penyembuhan bagi manusia yang terganggu kesehatan mentalnya. Selain ibada wajib, ada shalat sunnat. Dan macam shalat sunnat antara lain shalat sunnat wudu, tahajud, hajad, istikharah, taubat, dhuha dan lain-lain. Dan dalam bacaan shalat sunnat tersebut terdapat didalamnya spesifikasi permohonan sesuai dengan kebutuhan manusia dan Allah men-sunnatkan manusia untuk melaksanakannya, melaksanakan shalat sunnat tersebut membantu manusia untuk terkabulnya permohonan manusia yaitu dengan mendapatkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya. Dan pada hakekatnya permohonan manusia yang terkandung pada shalat sunnat tersebut terlah terkandung dan termohonkan pada shalat wajib.










BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Shalat
Shalat adalah pokok ibadah. Shalat menurut bahasa adalah doa. Ada yang berkata, shalat itu bermakna, ta’zim, rahmat dan berkat. Dan bermakna puji. Rumah tempat sembahyang orang Yahudipun dinamai shalat
Menurut syara’ ialah, hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Dinami iabhada ini dnegan shalat, adalah karena dia dilengkapi doa. Karena itulah membaca doa untuk Nabi dinami shalat (shalawat).
Shalat ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta’ala dan disudahi dengan memberi salam.
Shalat adalah menghadapakan jiwa kepada Allah yang mendatangkan rasa takut kepada-Nya serta menumbuhkan dalam jiwa rasa keagungan kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuatan-Nya. Shalat juga bisa berarti berharap kepada Allah dengan sepenuh jiwa, khusyuk di hadapan-Nya, ikhlas bagi-Nya, serta hati hasir dalam berzikir, berdoa dan memuji-Nya.
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga. Ia merupakan tiang agama di mana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu.
Setiap umat Islam wajib menjalankan shalat lima waktu jika ditinggalkan atau tidak dilakukan berdosa, dan kelima shalat itu harus dilaksanakan pada waktu yang ditentukan. Dan pelaksanaannya harus didahului dengan beberapa syarat, diantaranya wudhu, ada kalanya mandi besar seluruh tubuh, yang dilakukan sebelum shalat. Perintah sholat wajib adalah tegas dalam Al-Qur’an banyak teradapat ayat yang memerintahkan shalat kepada manusia mukallaf (yang telah mendekati kematangan pikiran dan tubuh, yaitu kurang lebih umur 15 tahun), diantaranya: Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat .“ ( Surat An-Nur ayat 56 ).
Ibadah shalat adalah ajaran agama yang diwahyukan dari Allah kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah didalamnya. Kalau kita pelajari al-Qur’an dan as-Sunnah maka akan kita temukan penjelasan tentang hikmah dari pelaksanaan ibadah shalat, diantaranya yaitu pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental manusia.
Nilai-nilai kesehatan mental itu tertuang disalam syarat, rukun dan sunat shalat yang terealisasikan dalam bentuk bacaan-bacaan dan perbuatan. Gambaran sholat adalah sebagi berikut: shala adalah ibadah badaniah dengan hukum ada yang diwajibkan dan ada yang di sunnatkan. “Seorang muslim menunaikan shalat dengan menghadapkan wajahnya ke Masjidil Haram yang berada di Mekkah. Dimulai dengan membaca takbir “Allahu Akbar”. Kemudian emmebaca al-Fatihah dan beberapa ayat al-Qur’an yang dihafalnya seraya dengan memperhatikan makna-makna ayat yang dibacanya, lalu ruku’ dengan membungkukan badannya hingga punggungnya menjadi tara seraya memegang kedua lututnya dengan kedua tangannya dan membaca didalam ruku’ itu ucapan, “Subhana rabbiyal’azhim”. Sesudah itu mengangkat kepala sambil memuji Allah dengan ucapan “Sa’al-lahu liman hamidah, Rabban lakal-‘I-hamdu. Kemudian tunduk bersujud engan meletakkan kening di atas tanah lantai dengan membaca di dalam sujud itu.

2. Makna Shalat
Shalat itu melatih kaum muslimin untuk berserah diri kepada Allah, tidak hanya kebaikan posisinya yang berarti penyerahan, tetapi juga dengan makna shalat itu sendiri.
Salah satu dari ucapan shalat itu adalah “Allah Maha Besar”, (Allahu Akbar). Kalimat ini diucapkan antara setiap posisi dalam shalat. Ini diucapkan antara berdiri pertama dan berjongkok, antara kedua dan sujud pertama, antara sujud pertama dan duduk dan antara duduk dan sujud kedua.
Allah Maha Besar
Ini berarti bahwa kaum muslimin mengulang kalimat “Allah Maha Besar,” setidak-tidaknya enam kali dalam rekaat shalat. Ini juga berarti bahwa kalimat ini diulang lebih dari seratus kali setiap hari. Bayangkan efek psikologisnya terhadap kaum muslimin yang mengulang kata Allah Maha Besar seratus kali dalam sehari. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Apa makna yang terkandung dalam kalimat ini? Berarti bahwa kaum muslimin harus berserah diri hanya kepada Allah, karena Allah Maha Besar. Ini berarti, kaum muslimin hanya mencari perlindungan kepada Allah Yang Maha Besar. Ini berarti bahwa setiap muslim boleh tidak mengikuti orang atau pemimpinnya jika orang dan pemimpinnya itu bertentangan dengan Allah, karena Allah itu Maha Besar. Jika Allah itu Maha Besar dan kaum muslimin mengikatkan diri kepada Allah yang Maha Besar, maka ikatan itu memberi rasa percaya diri yang besar kepada kaum muslimin dengan kekuatan dan keberanian yang besar.
Shalat mempunyai pengaruh yang besar terhadap kaum muslimin. Selama menjalankan shalat, kita mengulang bahwa Allah itu Maha Besar kurang dari seratus kali sehari. Dengan pengulangan setiap hari itu, kepribadian kaum muslimin akan terbentuk dengan cara tertentu; Allah Maha Besar, tidak ada penyerahan diri kepada filosof atau filsafat karena dia mengatakan berjuta-juta kali bahwa Allah Maha Besar dan ini berarti bahwa penyerahan itu hanya kepada Allah.
Sebagai Muslim, sebagaimana telah kita katakan, kata Allah Maha Agung setidaknya kita ucapkan seratus kali dalam sehari. Ini berarti kita menyebutnya 3000 kali sebulan dan kaum muslimin menyebut nama Allah Maha Agung sebanyak satu juta dalam 25 tahun. Jika seorang muslim shalat selama 25 tahun, maka berarti bahwa Allah Maha Agung itu terucap satu juta kali dalam hidupnya.

3. Fungsi Shalat dalam Fikh
Fungsi umum yang meliputi seluruh sembahyang, ialah:
1) Menciptakan jiwa yang jernih
Dengan membaca Kitabullah dan membaharui ingatan kepada-Nya dan menambah terhunjamnya iman ke dalam lubuk jiwa dengan jalan bermunajat kepada Tuhan yang mempunyai kekuasaan dan kebesaran. Lantaran inilah yang disyaratkan khusyuk dan hadir hati. Tiap-tiap sembahyang yang kosong dari jiwanya ini, tidak memberi faedah yang dimaksudkan dari sembahyang itu. Ucapan-ucapan dan zikir-zikir tidaklah dimaksudkan sekedar menguji lidah dalam beramal, sebagaimana diuji ma’idah dan farj dengan berpuasa dan diuji hati dengan mengeluarkan sedikit harta untuk zakat dan menguji tubuh dengan menderita kepayahan dalam berhaji. Yang dimaksudkan dari ucapan lidah, ialah menerangkan isi hati, yang menghendaki hadirnya hati dan memahamkan apa yang dituturkan itu, serta disertai yang demikian itu oleh kekhusyukan.
2) Membesarkan Tuhan yang disembah
Amalan-amalan sembahyang mengandung pekerjaan-pekerjaan nyata mewujudkan kesempurnaan khudlu’ dan kesempurnaan ta’dhim. Lihat rukuk itu. Pandanglah rukuk itu dan sujud. Kesua-duany menunjuk bahwa kita memperhambakan diri kepada Allah dan menunjuuk dengan senyata-nyatanya, bahwa kita membesarkan-Nya dan memuliakan-Nya. Akan tetapi, tidaklah dipandang, bahwa yang demikian membesarkan Allah, kalau tidak disertai oleh khusyuk dan hadir hati.
3) menjauhkan diri dari fahsya dan mungkar
Yang demikian ini dilakukan dengan ucapan dan perbuatan. Para mushalin meniadakan dengan perkataan dalam sembahyangnya segala sifat jeleek. Terutama sekali meniadakan persekutuan bagi Tuhan. Ia ucapkan, dengan lidahnya Allahu Akbar. Maka dengan Allahu, ia tetapkan bahwa Allah itu maujud dan dengan ucapan Akbar, ia tetapkan bahwa Allah itu tidak bersekutu, tidak sebanding (tak ada yang menyekutui-Nya dan tak ada yang menandingi-Nya). Demikian juga ucapannya Bismillahir rahmanirrahim. Perkataan Bismillah mengisbatkan ada-Nya Tuhan dan perkataan arrahmanirrahim, meniadakan adanya persekutuan.

4. Fungsi Shalat dalam Kesehatan Mental
Para pakar kesehatan jiwa membahas hikmah bagi manusia dari segi kesehatan jiwa sebagai pengobat, pencegah dan pembina.

a. sebagai pengobat gangguan jiwa dan penyakit jiwa
Apabila shalat wajib kita tinjau dari kesehatan mental maka akan dapat kita pahami bahwa shalat wajib mempuyai hikah sebagai pengobat bagi manusai yang terganggu kesehatan jiwanya, baik itu yang berkenaan dengan ketegangan emosi dengan pengaruhnya sampai pada tahap pskosomatik.
Penyebab terjadinya gangguan dan penyakit jiwa adalah karena tekanan perasaan dan konflik-konflik batin yang tidak terselesaikan yang menyebabkan terganggunya kesehatan jiwanya misalnya dalam rangka mencapai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusai baik secara phisik dan psikis
Ibada shalat didalamnya terdapat bacaan-bacaan atau gerakan-gerakan shalat. Bacaa-bacaan shalat semuanya merupakan doa dan zikir yang berisi ucapan-ucapan mulian dan indah yang mengandung pujian dan sanjungan kepada Allah sebagi pencipta dan juga bacaan-bacaan shalat berisi permohonan manusia akan hajadnya dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
Permohonan manusia atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan atas hajdanya dalam kehiudpan di dunia dan di akhirat dimohonkan kepada Allah lewat pelaksanaan ibadah shalat. Sebagimana Firman Allah dalam QS. Al-Muknin : 60 dan QS. Al-Baqarah : 186:
Artinya:
“ Dan Tuhanmu berfirman “ Berdoalah kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan bagimu….”
Artinya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku, bertanya kepada-Ku tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permobonan orang yang mendoa apabila ia berdao kepada-Ku..”
Dengan shalat manusia menyerahkan diri kepada-Nya, hal ini akan membantu dalam meredakan ketegangan emosi manusia, karena seorang mukmin mempunyai keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doanya dan memecahkan problem-roblemnya, memenuhi berbagai macam kebutuhannya dan membebaskan diri dari kegelisahan dan kerisauan yang menimpanya.
Menghadap kepada Allah melalui shalat dan berdoa kepada-Nya dengan harapan dikabulkan akan menimbulkan otosugesti yang akan meredakan ketegangan emosi dan kegoncngan jiwa yang terjadi pada manusia.
Ibadah shalat mengantarkan pada hasil yang dicapai psikoterapi yang berhasil. sebab perasaan aman, tentram dan lepas dari ketegangan emosi telah terkondisikan pada dirinya, keadaan tersebut membantu membebaskan manusia yang sebelumnya terganggu kesehatan mentalnya yaitu mengalamni ketegangan emosi dan sampai tindak lanjutnya yiatu psikosomatik menjadi tenang dan tentram tersbebas dari gangguan psikis dan fisiologis.
Ketegangan emosi itu terjadi, bahkan sampai ada yang tindak lanjut yaitu psikomatik, semuanya itu timbul karena katidakmampuan manusia untuk menghadapi dan memecahkan konflik-konflik psikisnya. Padahal konflik psikis menguras banyak tebaga psikisnya. Sehingga akhirnya sangat mempengaruhi berbagai aspek/sendi stabilitas manusia, mempengaruhi emosi, kesehatan dan mengakibatkan terhambatnya aktualisasi kemampuan dan potensi manusia.
Dengan ibadah sholat dengan khusyu dan dikerjakan secara terus menerus menjedikan manusia terbebas dari terganggunya kesehatan mental, karena ibadah shalat mengandung unsur-unsur penyembuhan bagi mereka yang tidak sehat mentalnya dengan dasar Keimanan dan Ketakwaan kepada Allah SWT.
Ibadah sholat yang dilaksanakan ada yang wajib dan sunnah. Sholat wajib dalam kesehatan mental fungsinya sebagai pondasi yang menjadi dasar dalam proses penyembuhan bagi manusia yang terganggu kesehatan mentalnya. Selain ibada wajib, ada shalat sunnat. Dan macam shalat sunnat antara lain shalat sunnat wudu, tahajud, hajad, istikharah, taubat, dhuha dan lain-lain. Dan dalam bacaan shalat sunnat tersebut terdapat didalamnya spesifikasi permohonan sesuai dengan kebutuhan manusia dan Allah men-sunnatkan manusia untuk melaksanakannya, melaksanakan shalat sunnat tersebut membantu manusia untuk terkabulnya permohonan manusia yaitu dengan mendapatkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya. Dan pada hakekatnya permohonan manusia yang terkandung pada shalat sunnat tersebut terlah terkandung dan termohonkan pada shalat wajib.
Salah satunya adalah manfaat shalat sunnat tahajud, dikabarkan dalam sebuah riwayat sahih bahwa Rasulullah Saw. Tidak pernah meninggalkan salat tahajud hingga beliau wafat. Dalam sebuah riwayat lain yang dikemukakan Abu Huraiah, Rasulullah Saw. Pernah bersabda bahwa: ”Salat sunah yang utama setelah salat fardu adalah salat tahajud,” (HR Abu Daud).
Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt., berfirman:

”Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sendikit, ” (QS Al-Muzammil {73} : 1-3).

” Dan, pada sebagian malam hari, bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu : mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji, ” (QS Al-Isra :{17} : 79)

Dalam ayat pertama di atas, Allah menyuruh orang yang berselimut supaya bangun pada malam hari untuk menjalankan salat tahajud. Dan, dalam ayat kedua, Allah menegaskan bahwa salah tahajud sebagai sebuah ibadah tambahan dengan janji akan mengangkat derajat si pengamal salah tahajdu ke derajat yang terpuji. Salat tahajud ini memiliki manfaat praktis, baik dari sudut pandang religius maupun kesehatan, sebagimana disabdakan Rasulullah Saw. Dalam sebuah hadis: ”Salah tahajud dapat menghapusdosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit, (HR Tirmidzi).”
Sabda Rasulullah Saw. Di atas memberikan sebuah peluan untuk menelaah lebih jauh mengenai hubungan praktik iabadah mahdah dengan laur logika dan pembuktian sains. Dalam hubungannya dengan tema salat tahajud, sabda Nabi Saw. ini dapat dihubungkan dengan fakta dalam sebuah penelitian yang membuktikan bahwa ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi risiko terkena penyakit jantung, dan meningkatkan usia harapan. Sebaliknya, stres dapat menyebabkan seseorang sedemikian rentan terhadap infeksi, mempercepat perkembangan sel kanker, dan meningkatkan metastasis. Dengan demikian, secara teoritis, para pengamal salat tahajud pasti terjamin kesehatannya, baik secara fisik maupun mental.

b) Fungsi shalat sebagai pencegah gangguan dan penyakit jiwa
Manusia dalam kehidupannya selalu menghadapi berbagai macam problem dan cobaan hidup, hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi. Dan dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan khusyu dan dilaksanakan secara terus menerus maka dapat dihindari gangguan jiwa dan penyakit kejiwaan, karena penumpukan perasaan yang tidak mengenakan dihati dapat dihindari, karena perasaan yang tidak mengenakan dihati dapat dihindari, karena manusia selalu mengungkapkannya sebanyak lima kali sehari melalui iabadah shalat dengan keyakinan bahwa pengungkapannya langsung didengar, dipahami dan diperhatikan oleh Allah karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Pengungkapan perasaan manusia lewat shalat membuat hati menjadi lega dan tentram tidak ada lagi hal-hal yang tidak mengenakan tertinggal di hati karena telah diungkapkannya lewat shalat, dan merasa aman karena terjamin kerahasiaannya serta yakin akan mendapat Rahmat, Hidayat, dan Inayah-Nya, sehingga perasaan tenang, tentram selalu menghiasi dirinya karena selalu berkomunikasi kepada Allah.

c) Fungsi ibadah shalat sebagai pembinaan kesehatan jiwa
secara khusus shalat wajib mempunyai fungsi sebagi pengobat dan pencegah gangguan kejiwaan dan shalat sunnah mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan jiwa. Sebagai pembina kesehatan jiwa manusia, shalat mempunyai manfaat memperkuat mental dan menambah kesehatan jiwa. Karena pendekatan kepada Allah lebih ditingkatkan dengan sesadaran dan kemauan untuk lebih banyak memperoleh kesempatan untuk menentramkan bathin manusia.
Kalau kesehatan jasmani dapat diperbandingkan dengan kesehatan jiwa yaitu dalam makna ada uang disebut empat sehat lima sempurna maka dapat ditunjukkan shalat wajib merupakan pokok-pokok yang menjamin terciptanya kesehatan jiwa dan salat sunnat mempunyai pengaruh untuk menambah kuatnya mental manusia.
Shalat sunnat membantu shalat wajib membebaskan tenaga psikis manusia dari berbagai ikatan keteganag emosi dan membekal dengan kekuatan rohani dan memperbaharui diri dengan harapan yang menguat disertai rasa optimis yang tinggi dalam kehidupan, kondiri tersebut dapat memberikan kekuatan luar biasa bagi manusia yntuk menghadapi berbagai problem kehidupan.

5. Kaitan antara Shalat dan Kesehatan Mental
Shalat yang kita ketahui merupakan ibadah khusyuk yang dilaksanakan untuk mendapatkan hidayah-Nya banyak sekali mempengaruhi bidang kesehatan jiwa. Hal kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika banyak sekali orang terkena gangguan jiwa penyembuhannya atau terapi yang paling baik adalah dengan shalat. Dengan shalat, kita akan menyerahkan jiwa kita dan mencurahkan hati kepada Sang Pencipta.
Dari bacaan di atas, banyak fungsi-fungsi shalat yang diutarakan. Yaitu : shalat sebagai sebagai pengobat gangguan jiwa dan penyakit jiwa, fungsi ibadah shalat sebagai pembinaan kesehatan jiwa, dan fungsi shalat sebagai pencegah gangguan dan penyakit jiwa. Dari sini kita lihat kaitan antara shalat dan kesehatan mental. Dari shalat, semua aspek kejiwaan yang terdapat dalam diri kita dapat terobati, sehingga penyakit yang ada di dalam diri kita perlahan-lahan akan hilang dan kita akan merasakan ketenangan di dalam jiwa kita.



BAB III
PENUTUP

Ibadah shalat adalah ajaran agama yang diwahyukan dari Allah kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah didalamnya. Kalau kita pelajari al-Qur’an dan as-Sunnah maka akan kita temukan penjelasan tentang hikmah dari pelaksanaan ibadah shalat, diantaranya yaitu pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental manusia.
Dengan shalat manusia menyerahkan diri kepada-Nya, hal ini akan membantu dalam meredakan ketegangan emosi manusia, karena seorang mukmin mempunyai keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doanya dan memecahkan problem-roblemnya, memenuhi berbagai macam kebutuhannya dan membebaskan diri dari kegelisahan dan kerisauan yang menimpanya.
Menghadap kepada Allah melalui shalat dan berdoa kepada-Nya dengan harapan dikabulkan akan menimbulkan otosugesti yang akan meredakan ketegangan emosi dan kegoncngan jiwa yang terjadi pada manusia.
Fungsi shalat yaitu : 1. Shalat sebagai sebagai pengobat gangguan jiwa dan penyakit jiwa, 2. Fungsi ibadah shalat sebagai pembinaan kesehatan jiwa, dan 3. Fungsi shalat sebagai pencegah gangguan dan penyakit jiwa.


DAFTAR PUSTAKA

Hasbi Ash shiddieqy, Teungku Muhammad, Kuliah Ibada Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, Semarang : PT PustakaRizki Putera, 2000.

Narendrany Hidayati, Heni dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agma, Jakarta : UIN Press, 2007

Sabiq, Sayid, Fikh Sunnah 1, Bandung : PT Al-Ma’Arif, 1983, Cet-5

Sholeh, Moh, Terapi Salat Tahajud Menyembuhkan Berbagai Penyakit, Bandung : Mizan Media Utama, 2006

Tebba, Sudirman, Nikmatnya Shalat Jamaah, Jakarta : Pustaka Irvan, 2008.

http://mufazi881.blogspot.com/2009/07/sholat-sebagai-solusi-bagi-kesehatan.html

http://www.haqqy-site.co.cc/2009/05/shalat-dan-kesehatan-jiwa.html