I PENDAHULUAN
Bagi penjual dan pembeli ada hak memilih antara meneruskan atau membubarkan jual belinya. Artinya ada hak tetap untuk memilih beberapa macam akad jual beli di tempatnya. Dalam kaitannya dengan khiyar, ada 3 macam khiyar : Khiyar Majlis, Khiyar Syarat dan Khiyar Aib. Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang pengertian, macam-macam, hokum, dan hikmah khiyar.
II PENJELASAN
A. Pengertian Khiyar
Khiyar adalah mencari kebaikan dari dua perkara, antara menerima atau membatalkan sebuah akad.
B Dibolehkannya khiyar
Adapun dibolehkannya khiyar, hal tersebut adalah yang menjadi pendapat jumhur para ulama kecuali Ats-Tsauri serta Ibn Syubrumah serta sekelompok dari kalangan ahli zhahir.
Dalil yang dijadikan landasan oleh jumhur ulama adalah hadits Habban bin Munqidz,
” Dan engkau berhak melakukan khiyar (hak memilih antara meneruskan atau membatalkan) dalam tiga hari.
Serta apa yang diriwayatkan dalam hadits Ibnu Umar,
” Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar selama mereka belum berpisah kecuali jual beli dengan khiyar.”
Dalil yang dijadikan landasan oleh ulama yang melarangnya adalah bahwa hal tersebut merupakan suatu penipiuan, dan pada dasarnya adalah tetap berada pada jual beli kecuali ada dalil yang menunujukkan dibolehkannya jual beli dengan syarat adanya khiyar dari kitab Allah atau sunnah yang kuat atau ijma’. Mereka berkata, ” Hadits Habban kemungkinan tidak shahih atau hal tersebut merupakan kekhususan bagi dirinya karena ia telah mengadu pada Rosulullah SAW bahwa ia telah tertipu dalam jual beli. ” Mereka berkata, ”Adapun hadits Ibnu Umar dan perkataannya dalam hadits tersebut, ’Kecuali jual beli dengan khiyar’ maka beliau telah menafsirkan makna yang dimaksud dengan lafadz ini yaitu yang disebutkan padanya dengan lafadz yang lain yaitu ’Salah seorang di antara mereka berdua mengatakan kepada sahabatnga, ’Pilihlah’.”
Dalam jual beli, menurut agama Islam dibolehkan memilih, apakah akan meneruskan jual beli atau membatalkannya. Karena terjadinya oleh sesuatu hal, khiyar dibagi menjadi tiga macam berikut ini :
1. Khiyar majlis, artinya antara penjual dan pembeli boleh memilih akan melanjutkan jual beli atau membatalkannya. Selama keduanya masih ada dalam satu tempat (majlis), khiyar majlis boleh dilakukan dalam berbagai jual beli. Rosulullah Saw bersabda :
”Penjual dan pembeli boleh khiyar selama belum terpisah” (Riwayat Bukhari dan Muslim). .
Bukhari dan Muslim meeriwayatkan dari Hakim bin Hazam bahwa Rosulullah bersabda:
االبيعان بالخيار مالم يتفرق فان صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما وان كتما وكذب محقت بركة بيعهما
” Dua orang yang melakukan akad jual beli, dibolehkan khiyar (pilihan) selama belum terpisah. Jika keduanya benar dan jelas, maka keduanya diberkahi dalam jual beli mereka. Jika mereka menyembunyikannya dan berdusta maka Allah akan menghilangkan keberkahan jual beli mereka.”
Maksudnya setiap pihak mempunyai hak untuk meneruskan atau membatalkan akad selama keduanya belum berpisah secara fisik. Maksud ’berpisah’ disesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Di tempat yang kecil maka dihitung sejak ia keluar, sedangkan untuk tempat akad yang luas, di hitung sejak ia berpindah dari salah satu segi tampat duduknya, sekitar dua atau tiga langkah.
Jika keduanya bangkit dan pergi bersama-sama, maka pengertian berpisah belum ada. Pendapat yang dianggap paling kuat, bahwa yang dimaksud berpisah disesuaikan dengan adat kebiasaaan setempat.
Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata, ”Aku pernah menjual kekayaanku yang ada di Qwadi kepada Utsman yang hartanya ada di Khaibar. Setelah kami melakukan akad jual beli, aku keluar dengan mundur ke belakang dari rumahnya, aku takut kalau-kalau ia mengembalikan jual beli tersebut. Manurut sunnag, kedua belah pihak diboplehkan melakukan khiyar selama belum berpisah.
Pendapat ini yang diakui mayoritas sahabat dan tabi’in dari kalangan ulama. Imam Syfi’i dan Ahmad menyetujui pendapat tersebut dengan mengatakan :”Sesungguhnya khiyar majlis itu berdasarkan atas kebaikan dan tramsaksi jual beli, perjanjian damai, hiwalah (peralihan) maupun ijarah (sewa), dan semua jenis akad pertukaran biasa yang berkaitan dengan harta benda.
Sedangkan yang biasa dilakukan dengan maksud tidak ada perubahan seperti, akad perkawinan dan perceraian, maka khiyar majlis tidak berlaku. Demikian juga pada akad-akad yang bukanm lazim seperti mudhabarah (akad berserikat untuk mendapat keuntungan), syirkah (konsorium) dan wakalah (keagenan)
Maksudnya, bahwa khiyar majlis itu menjadi putus adakalanya disebabkan berpisahnya kedua belah pihak
2. Khiyar syarat, yaitu penjualan yang di dalamnya disyaratkan sesuatu baik oleh penjual maupun oleh pembeli . Jika ia menerima maka jual beli tersebut terlaksana, dan apabila tidak maka dibatalkan. Pengajuan syarat tersebut dibolehkan bagi kedua belah pihak atau salah satu pihak .
Khiyar syarat itu paling lama tiga hari terhitung sejak dipersyaratknnya sewaktu aqad atau imajlis aqad ; Lain halnya jika disebutkan secara mutkak tidak dijelaskan berapa lama atau disebutkan lebih dari tiga hari; Maka bila lebih dari tiga hari, aqadnya tidak sah.
Seperti seseorang berkata, ”saya jual rumah ini dengan harga Rp100.000.000,00 dengan syarat khiyar-selama tiga hari”. Rosulullah Saw bersabda :
”Kamu boleh khiyar pada setiap benda yang telah dibeli selama tiga hari tiga malam”
(Riwayat Baihaqi).
Dalilnya adalah sebagai berikut,
1. Haidts Ibnu Umar r.a., bahwa Nabi saw. Bersabda:
كل بيعين لا بيع بينهما حتى يتفرق الا بيع الخيار
”Setiap dua orang yang melakukan transaski jual beli, belum berlaku akadnya hingga mereka berpisah, kecuali dengan jual beli dengan khiyar.”
Artinya, jual beli dinyatakan berlaku apabila kedua belah pihak telah berpisah, kecuali bila ada syarat tertentu dari salah satu pihak atau keduanya menerima khiyar dalam jangka waktu tertentu.
3. Riwayat Ibnu Umar bahwa Nabi bersabda:
ااذا تبايع الرجلان فكل واحد منهما بالخيار مالم يتفرقا وكان جميعا, او يخير احد هما الاخر فيتبايعا على ذلك فقد وجب البيع. (رواه الثلاثة)
” Jika dua orang telah melakukan transaksi jual beli, maka kedua belah pihak boleh melakukan khiyar sebelum mereka berpisah setelah sebelumnya bersama-sama. Atau salah seorang mereka melakukan khiyar, maka mereka berdua melakukan jual beli dengan cara demikian, sehingga jual beli menjadi suatu keharusan.” (HR Tsalaatsah)
Apabila tenggang waktu yang ditentukan telah berakhir dan akad tidak dibatalkan, maka jual beli telah sah.
Syarat khiyar batal dengan ucapan dan tindakan pembeli terhadap barang yang dibelinya, dengan cara mewakafkan, menghibahkan atau membayar harga barang tersebut, karena tindakannya tersebut menunjukkan keridhaannya atas akad jual beli dan barang. Jika khiyar merupakan haknya, maka tindakannya telah menunjukkan sahnya akad jual beli.
3. Khiyar ’aib, artinya dalam jual beli ini disyaratkan kesempurnaan benda-benda yang dibeli. Seperti seseorang berkata; ”Saya beli mobil itu seharga sekian, bila mobil itu cacat akan saya kembalikan”, seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari Aisyah r.a. bahwa seseorang membeli budak, kemudian budak tersebut disuruh berdiri di dekatnya, didapatinya pada diri budak itu kecacatan, lalu diadukannya kepada rasul, maka budak itu dikembalikan kepada penjual.
Dalam jual beli diharamkan menjual barang cacat tanpa penjelasan kepada pemiliknya.
Dalilnya adalah:
a. Dari ’Uqbah bin Amir, Rosulullah bersabda :
االمسلم اخو المسلم،لايحل لمسلم باع من اخيه بيعا وفيه عيب الا بينه
” Seorang muslin itu saudara, maka tidak dihalalkan menjual kepada saudara sesama Muslim barang cacat, kecuali ia telah menjelaskan cacat tersebut” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim dan Thabrani).
b. ’Adda bin Khalid menceritakan,
كتب لي النبي صلى الله عليه وسلم : هذا ما اشتراه العداء بن هوذة من محمد رسول الله اترى منه عبدا او امة، لاداء، ولاغاءلة، ولا خبثة، بيع المسلم.
” Nabi Muhammad saw. Pernah menulis surat kepadaku, ’Ini barang yang telah dibeli oleh ’Adda bin Khalid dari Muhammad Rosulullah, ia membeli seorang budak pria atau wanita yang tidak sakit, tidak buruk, rusak dan kotor. Jual beli seorang muslim dari seorang muslim lain.”
c. من غشنا فليس منا
”Barangsiapa yang menipu kami, maka ia bukan termasuk golongan kami.” (Hadits)
Hikmah Khiyar
Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung memenuhi prinsip –prinsip islam,yaitu suka sama suka sesama pembeli dan penjual.
Pembeli mendapatkan barang dagangan yang baik atau benar-benar yang di sukainya
Terhindar dari unsur- unsur penipuan baik dari pihak pembeli maupun penjual ,karena tidak adanya kehati-hatian.
Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih sesama
Menghindari rasa permusuhan.
KESIMPULAN
1. Pengertian Khiyar
Khiyar adalah mencari kebaikan dari dua perkara, antara menerima atau membatalkan sebuah akad.
2. hukum khiyar , menurut jumhur ulama hukum khiyar adalah mubah.
3. macam-macam khiyar :
• Khiyar majlis, artinya antara penjual dan pembeli boleh memilih akan melanjutkan jual beli atau membatalkannya.
• Khiyar syarat, yaitu penjualan yang di dalamnya disyaratkan sesuatu baik oleh penjual maupun oleh pembeli.
• Khiyar ’aib, artinya dalam jual beli ini disyaratkan kesempurnaan benda-benda yang dibeli.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Amar, Imron, Fathul Qorib Jilid I, Kudus: Menara Kudus, 1982.
Rusyd, Ibnu, Terjemah Bidayatul Mujtahid Jilid 2, Jakarta : Pustaka Azzam, 2007
Sabiq,Sayyid, Terjemah Fiqih Sunnah Jilid 4, Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007
www.yunitasari.blogspot.com
Mengenai Saya
- FAUZIAH
- Aku hanyalah seoarang manusia yang bisa saja salah dalam setiap kata yang telah aku ucapkan, tulisan yang telah aku buat.jika terdapat kesalahan kata, tanda baca, nama, dsb harap dimaklumi, Sungguh, Allahlah yang maha sempurna dengan segala sesuatu, dan aku hanyalah manusia yang terkadang alfa atas setiap hal yang telah kulalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar