1. Kaidah tafsir adalah kaidah-kaidah bahasa Arab yang harus diketahui oleh para mufassirun (para mufasir)
2. Kaidah-kaidah tafsir tersebut adalah :
Kaidah isim makrifat
Isim makrifat :
a. untuk menunjukkan satu, seperti pada surat Yasin :20.
b. Untuk menunjukkan macam, seperti satu macam dari dari kehidupan, yaitu
mencari tambahan untuk masa depan, sebab keinginan itu bukan terhadap masa
lalu atau masa sekarang.
c. Untuk menunjukkan datu dan macam sekaligus. Misalnya pada surat an-Nur :45.
maksudnya setiap macam dari segalam macam binatang itu bersal dari saru macam
air dan setiap individu binatang itu bersal dari satu nutfah.
d. untuk membesarkan (memuliakan keadaan).
e. untuk menunjukkan arti banyak.
f. untuk membesarkan dan menunjukkan banyak.
g. untuk meremehkan.
h. Untuk menyatakan sedikit.
3. Ta’rif dengan isim dhamir karena keadaan menghendaki demikian, baik yang dhamir mutakallim, mukhatab ataupun ghaib.
4. Ta’rif dengan alamiah berfungsi :
a. Menghadirkan pemilik nama itu dalam hari pendengar dengan cara menyebutkan
namanya secara khas.
b. memuliakan
c. menghinakan
5. Ta’rif dengan isim isyarah (kata tunjuk) berfungsi untuk :
a. menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ditunjuk itu dekat.
b. menjelaskan keadaannya dengan menggunakan kata tunjuk jauh.
c. menghinakan dengan kata tunjuk dekat
d. memuliakan dengan memakai kata tunjuk jauh
e. mengingatkan bahwa sesuatu yang ditunjuk yang diberi beberapa syifat itu
sangat layak dengan sifat yang disebutkan sesudah isim isyarah tersebut.
6. Ta’rif dengan isim mausul berfungsi :
a. karena tidak disukainya menyebutkan nama sebenarnya untuk menutupinya atau
disebabkan hal lain.
b. Untuk menringkas kalimat
c. Untuk menunjukkan arti umum
7. T a’rif dengan alif lam berfungsi :
a. Untuk menunjukkan sesuatu yang sudah diketahui karena telah disebutkan (ma’hud
zikir)
b. Untuk menunjukkan sesuatu yang sudah diketahui bagi pendengar
c. Sesuatu yang sudah diketahui karena ia hadir pada saat itu
d. Untuk mencakup semua satuannya
8. Kaidah mufrad dan jamak
Sebagin lafaz dalam al-Qur’an dimufradkan untuk sesuatu makna tertentu dan di jamakkan untuk sesuatu isyarat khusus, lebih diutamakan jamak dari mufrad atau sebaliknya. Oleh karena itu dalam al-Qur’an sering dijumpai sebagian lfaz yang hanya dalam bneuk jamaknya dan ketika diperluas bentuk mufradnya maka yang digunakan adalah sinonimnya.
9. Kiadah Tanya jawab
Pada dasarnya jawaban itu harus sesuai dengan pertanyaan. Namun terkadang menyimpang dari apa yang dikehendaki pertanyaan. Hal ini untuk mengingatkan bahwa jawaban itulah yang seharusnya dinyatakan.
10. Kaidah dhamir
Dhamir mempunyai kaidah-kaidah tersendiri yang disimpulkan oleh para ahli bahasa dari al-Qur’anul Karim, sumber-sumber asli bahasa Arab, hadis nabawi dan dari perkataan orang-orang Arab yang kata-katanya dapat dijadikan pedoman, baik yang berupa puisi maupun prosa. Pada dasarnya, dhamir diletakkan untuk mempersingkat perkataan, ia berfungsi untuk menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak dan menepati kata-kata itu secara sempurna, tanpa merubah makna yang dimaksud dan tanpa pengulangan. Setiap dhamir ghaib memerlukan tempat kembali atau penjelas, yaitu kata-kata yang digantikannya, dan menurut kaidah bahasa Arab tempat kembali itu harus mendahuluinya.
Mengenai Saya
- FAUZIAH
- Aku hanyalah seoarang manusia yang bisa saja salah dalam setiap kata yang telah aku ucapkan, tulisan yang telah aku buat.jika terdapat kesalahan kata, tanda baca, nama, dsb harap dimaklumi, Sungguh, Allahlah yang maha sempurna dengan segala sesuatu, dan aku hanyalah manusia yang terkadang alfa atas setiap hal yang telah kulalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar