Mengenai Saya

Foto saya
Aku hanyalah seoarang manusia yang bisa saja salah dalam setiap kata yang telah aku ucapkan, tulisan yang telah aku buat.jika terdapat kesalahan kata, tanda baca, nama, dsb harap dimaklumi, Sungguh, Allahlah yang maha sempurna dengan segala sesuatu, dan aku hanyalah manusia yang terkadang alfa atas setiap hal yang telah kulalui.

Sabtu, 24 Oktober 2009

GANGGUAN-GANGGUAN MENTAL

I PENDAHULUAN
Pada suatu saat dalam kehidupannya, manusia tentu pernah mengalami suatu kejadian yang begitu membekas dalam seluruh struktur kepribadiannya. Peristiwa tersebut disebut peristiwa traumatis. Contohnya adalah kematian orang yang dicintai, kegagalan dalam menempuh ujian, maupun pengalaman yang tidak menyenangkan yang membuat takut. Peristiwa-peristiwa traumatik seperti itu akan mempengaruhi kondisi psikologis seseorang sehingga pola perilakunya berubah. Salah satu cabang psikologi yang mempelajari gangguan-gangguan psikis, emosional, dan perilaku yang menyimpang disebut Psikopatologi.
Abnormalitas adalah suatu perilaku yang bertentangan dengan suatu keadaan yang normal.
Dari hasil berbagai penyelidikan dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh salit atau rusak bagian-bagian anggota badan, meskipun kadang-kadang gejalanya terlihat pada fisik.
Keabnormalan itu dapat di bgi atas dua golongan yaitu: golongan jiwa (neurose) dan sakit jiwa (psychose).
Keabnormalan itu terlihat dalasm bermacam-macam gejala, yang terpenting di antaranya adalah: ketegangan batin(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah/cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (compulsive), hysteria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut,pikiran-pikiran buruk dan sebagainyas. Semuanya itu menggangu ketenangan hidup, misalnya tidak bisa hidup nyenyak, tidak ada nafsu makan dan sebagainya.






II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GANGGUAN MENTAL
Penyakit mental, disebut juga gangguan mental, penyakit jiwa, atau gangguan jiwa, adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya).
Penyakit mental dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi. Penyakit mental bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi.
Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena si sakit tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat.
Gangguan mental yang mungkin dialami oleh tiap orang itu berbeda-beda dalam hal jenis, keparahan, lama sakit, frekuensi kekambuhan, dan cara pengobatannya.
Ada lebih dari 400 macam gangguan mental, tetapi yang umum dikenal masyarakat hanya satu saja, yaitu apa yang disebut “gila”. Akibatnya setiap orang yang datang berkonsultasi ke psikolog atau berobat ke psikiater dikatakan gila, sehingga mereka yang sesungguhnya memerlukan pengobatan merasa malu untuk berobat. Padahal, gangguan mental yang berat ini (gila) hanya merupakan bagian yang sangat kecil dari sekian banyak macam penyakit/gangguan mental.
Neurosis memiliki karakteristik yaitu, rendahnya tingkat toleransi terhadp stress, bersifat egosentris dan terganggunya hubungan antar pribadi, kurangnya wawasan atau pengetahuan dan bersikap kaku, merasa tidak puas dan bahagia, cemas dan gelisah, kurang memiliki kemampuan pengendalian diri dalam perilaku, gangguan psikologisa dan somatis, tegang dan mudah marah.

B. GANGGUAN-GANGGUAN KEJIWAAN
Dari hasil berbagai penyelidikan dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh salit atau rusak bagian-bagian anggota badan, meskipun kadang-kadang gejalanya terlihat pada fisik.
Keabnormalan itu dapat di bgi atas dua golongan yaitu: golongan jiwa (neurose) dan sakit jiwa (psychose).
Keabnormalan itu terlihat dalasm bermacam-macam gejala, yang terpenting di antaranya adalah: ketegangan batin(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah/cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (compulsive), hysteria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut,pikiran-pikiran buruk dan sebagainyas. Semuanya itu menggangu ketenangan hidup, misalnya tidak bisa hidup nyenyak, tidak ada nafsu makan dan sebagainya.
Ada perbedaan antara neurose dan pyschose. Orang yang kena neurose, masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebsaliknya orang yang kena psychose tidak. Disamping itu orang yang kena neurose kepribadiannya tidak jauh beda dai realitas, dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya. Sedangkan orang yang kena psychose, kepribadiannya dari segala segi (tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongannya) sangat terganggu, tidak ada integritas dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan tentang gangguan dan penyakit jiwa secara terperinci. Cukup sekedar mengenal beberapa macam saja dengan gejala-gejalanya yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan-gangguan jiwa itu adalah sebagai berikut:

1. Neurasthenia
Salah satu gangguan jiwa yang sudah dikenal orang sebagai penyakit saraf, yang dahulu disangka terjadi karena lemahnya saraf. Karena itu pengobatan-pengobatan di waktu itu dilakukan dengan jalan menyeluruh pasien istirahat di tempat tidur, jauh dari keributan dan cahaya, disamping memberikan obat-obat penguat dan penenang.
Penyakit neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang diserangnya akan merasakan antara lain:
Seluruh badan leih, tidak bersemangat, lekas merasa payah, walaupun sedikit tenaga yang dikeluarkan. Perasaan tidak enak, sebentar-sebentar ingin marah, menggerutu dan sebagainya. Tidak sanggup berfikir tentang sesuatu persoalan, sukar mengingat dan memusatkan perhatian. Apatis, acuh tak acuh terhadap persoalan-persoalan luar karena ia merasa seolah-olah akan ambruk saja sewaktu-waktu. Sangat sensitive terhadap cahaya dan suara, sehingga detik, jam tidak bisa diatur.
Bermacam-macam pendapat ahli tentang sebab penyakit ini. Ada yang berpendapat, karena terlalu sering melakukan onani (masturbasi). Ada pula yang mengatakan bahwa penyakit ini adalah akibat gejala-gejala kelakuan yang dipelajari (behaviourism). Akan tetapi pendapat umum adalah bahwa penyakit ini disebabkan oleh karena terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan, terhalangnya keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan. Selain itu terlalu banyak menghadapi kegagalan hidup, sering dihadapkan kepada persaingan-persaingan dalam pekerjaan dan kadang-kadang menjadi objek yang dipertentangkan. Semuanya itu menyebabkan kegelisahan/kecemasan dan tertekannya perasaan.

2. Hysteria
Pada permulaan, orang menyangka bahwa yang dihinggapi penyakit ini hanya kaum wanita. Akan tetapi kemudian pendapat itu berubah setelah Freud menemukan bahwa laki-laki pun dapat dihinggapi penyakit ini.
Seperti gangguan jiwa lainnya hysteria juga terjadi akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran itu orang tidak mampu mnghadapinya dengan cara yanh wajar, lalu melepaskan tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteteria yang tidak wajar. Diantara gejala-gejalanya ada yang berhubungan dengan fisik dan ada pula yang berhubungan dengan mental.
Termasik gejala-gejala fisik antara lain, ialah:
a) Lumpuh hysteria
b) Cramp hysteria
c) Kejang hysteria
d) Mutism (hilang kesanggupan berbicara)
Termasuk dalam gejalas-gejala yang berhubungan dengan mental antara lain, ialah:
a) Hilang ingatan (amnesiaI
b) Kepribadian kembar (double personality)
c) Mengelana secara tidak sadar (fugue)
d) Jalan-jalan sedang tidur (somnambulism)

3. Psychasthenia
Psychastenia adalah semacam gangguan jiwa yang bersifat, yang berarti kurangnya kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan integrasi yang normal.
Gejala-gejala penyit ini antara lain:
a) Phobia
b) Obsesi
c) Kompulsi

4. Gagap bebicara (stuttering)
Gejala gangguan jiwa lainnya adalah gagap berbicara, ada yang berbentuk terpuutus-putus, tertahan nafas atau berulang-ulang. Apabila tekanan gagap itu terlalu besar, maka kelihatan orang menekan kedua bibirnya dengan diiringi gerakan-gerakan tangan dan kakinya dan sebagainya.
Bisanya gagap itu mulai pada umur diantara 2 dan 6 tahun. Gejala ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, anak kembar dan orang kidal, dan mungkin disebabkan karena gangguan fisik seperti kurang sempurnanya alat percakapan, gangguan pada pernapasan, amandel dan sebagainya. Akan tetapi, apabila alat-alat itu sehat dan baik, maka gejala itu timbul akibat pertentangan batin, tekanan perasaan, ketidakmampuan menyesuaiakan diri. Gejala itu adalah akibat dari gangguan jiwa.

5. Ngompol (buang air yang tidak disadari)
Banyak orang tua yang mengeluh karena anaknya yang sudah besar masih ngompol saja. Ngompol adalah salah satu dari gejala gangguan jiwa, ada yang hanya malam hari, ada juga yang siang hari.
Seharusnya dalam perkembangan anak, makin besar, makin dapat menguasai dirinya dan mengatur bila dan dimana ia harus buang air. Akan tetapi sering terjadi bahwa anak yang tadinya sudah dapat menahan dan mengatur, kemudian berubah, atau tidak pernah dapat mengaturnya sampai umur belasan tahun, masih ngompol saja. Biasanya hal ini terjadi, sebagai akibat dari gangguan jiwa, tekanan perasaan, atau ingin diperhatikan. Anak yang dimanjakan dan jadi pusat perhatian ibu-bapak, beubah menjadi kurang diperhatikan oleh karena adiknya sudah lahir.
Ketidakpuasan si anak atas perbuatan orang tua yang berubah itu, akan menyebabkan ia gelisah dan merasa tertekan, disamping ingin kembali mendapat perhatian seperi dahulu. Maka terjadilah secara tidak sadar, ia buang air kecil di waktu ia tidur. Dan mungkin pula yang menderita itu anak yang kecil, karena merasa bahwa kakak-kakaknya lebih mendapat perhatian.

6. Kepribadian psychopathi
Psychopathi adalah ketidaksanggupan menyesuaiakan diri yang mendalam dan kronis. Orang-orang yang psychopathi itu biasanya menimpakan kesalahan yang dibuatnya kepada orang lain. Segala perasaan tidak puas, konflik jiwa dan tekanan perasaandan sebagainya, tidak dapat di tahan atau diatasi dengan wajar, akan tetapi diungkapkannya dalam bentuk kelakuan-kelakuan yang menyebabkan orang lain menderita karennanya. Ia bersifat agresif egois, tidak peduli orang lain.

7. Keabnormalan seksuil
Banyak pula persoalan-persoalan yang ada hubungannnya dengan seksuil baik di kalangana pria maupun wanita, yang timbul akibat gangguan jiwa. Gejala-gejala yang sering dialami antara lain ialah:

a.Onani (masturbasi)
Orang yang diserang gejala ini kencari kepuasan seksuil dengan anggota tubuhnya secara tidak wajar, yang biasanya dilakukan dalam periode tertantu dari hidupnya.
Perbuatan ini mungkin dilalui oleh sementara orang dalam pertumbuhannya sebelum ia berpindah kepada fase kecintaan orang dewasa secara wajar. Dalam hal itu perbuatan tersebut silakukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan fisik dengan cepat tanpa menunggu cara yang lazim.
Ada sementara pendapat dalam masyarakat yang mengatakan bahwa perbuatan onani itu akan menyebabkan seseorang menjadi kurang ingatan atau gila. Sebenarnya bahayanya yang terbesar, tidak terletak pada dilakukannya perbuatan itu, tapi pada perasaan dosa yang timbul sesudahnya.

b. Homo seksuil
Orang yang diserang gejala ini berkeinginan untuk berhubungan dengan orang yang sejenis saja. Mungkin cinta sejenis ini beralasan, dan mungkin pula hanya sepihak, yaitu yang melakukan hal itu hanya satu orang saja. Bahkan hubungan itu mengkin lebih jauh dari itu, yaitu dengan ingin melakukan hubungan seksuil dengan orang yang sama jenis kelaminnya. Keadaan seperti ini mungkin terjadi pada orang-orang yang hidup terpisah jauh dari jenis lain, atau tidak mungki berhubungan dengan jenis lain itu, disebabkan tugas, adat kebiasaan atau peraturan yang sangat keras, yang tidak memberi kesempatan untuk berkenalan dengan jenis lain.

c. Sadism
Seeorang tidak dapat merasakan kepuasan seksuil, kecuali apabila ia dapat menimbulkan kesakitan (isik atau perasaan) terhadap orang yang dicintainya. Bahkan mungkin ia melukai, memukul, atau membunuh orang yang dicintainya, demi kepuasan seksuilnya.
yang biasa terjadi adalah yang ringan, di mana orang senang menyakiti hati orang yang dicintai. Ia belum merasa puas, sebelum yang dicintainya itu menangis.
Sseungguhnya banyak sekali keabnormalan seksuil yang menyebabkan terganggunya kebahagiaan, ketengan hidup pribadi dan keluarga, bahkan mengganggu hubungan suami istri. Persoalan itu bersifat khusus dan spesifik pada orang yang menderitanya, yang tidak perlu diuraikan di sini.
Semua persoalan-persoalan itu banyak mempengaruhi kegiatan, sikap dan perbuatan orang dalam hidup. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan yang sehat da wajar bagi anak-anak supaya terhindar dari barbagai gejala-gejala keabnormalan itu.



C.FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA GANGGUAN MENTAL
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya gangguan mental. Faktor-faktor tersebut adalah :
• Faktor fisiologis dan biologis, seperti terjadinya kerusakan pada otak (brain damage), kegagalan perkembangan otak, ataupun cacat fisik lainnya yang berpengaruh pada kegagalan otak. Faktor-faktor ini biasa disebut dengan Samatogenik
• Faktor psikologis, seperti rasa sepi, stress, kecemasan, dan sebagainya. Faktor ini biasa disebut dengan Psikogenik
• Faktor lingkungan, seperti peperangan, kerusuhan rasial, kelaparan, kehidupan di penjara, lingkungan sekolah yang terlalu kompetitif, dan sebagainya.


















III PENUTUP
Penyakit mental, disebut juga gangguan mental, penyakit jiwa, atau gangguan jiwa, adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya).
Penyakit mental dapat me-ngenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi. Penyakit mental bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi.
Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena si sakit tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat.
• Macam-macam gangguan-gangguan kejiwaan
• Neurasthenia
• Hysteria
• Gagap bebicara (stuttering )
• Psychasthenia
• Ngompol (buang air yang tidak disadari)
• Kepribadian psychopathi
• Keabnormalan seksuil







DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: PT Gunung Agung, 1996
http://www.iqeq.web.id/art/art10.shtml
http://www.geocities.com/almarams/MentDis_What.htm
Narendrany, Heny Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet-1

Tidak ada komentar: